Ternyata coklat banyak manfaatnya, tidak hanya bagi kesehatan fisik, tapi juga kesehatan psikis. ga percaya? yuk kita cari tahu. Jika mendengar kata coklat, kemungkinan yang terbayang adalah nikmatnya coklat batangan, minuman hangat lezat atau potongan kue yang menggiurkan. Berkat tambahan susu dan gula, coklat memang terasa manis dan menjadi favorit banyak orang di seluruh dunia. Namun, dibalik itu, coklat juga kaya manfaat.
Riset terakhir yang digagas Imperial College London menyebutkan coklat mengandung kadar oksidan tinggi. Kadar oksidan yang tinggi mampu melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet (UV). Kandungan lain seperti Theobromine baik untuk sistem syaraf dan phenylethylamine memberikan efek pada suasana hati atau mood. Tak hanya itu, coklat juga mampu meningkatkan kesehatan jantung.
KK Atsina, lulusan University of Ghana Medical School dalam risetnya menggunakan bubuk kokoa sebagai obat tambahan guna mengobati penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi dan diabetes.
Peneliti dari Ghana, Professor F. Kwaku Addai pada dalam jurnal Medical Hypotheses menuliskan rekomendasinya kepada masyarakat Ghana untuk mengkonsumsi dua atau tiga gelas coklat perhari untuk melindungi tubuh dari penyakit malaria.
“Saya menggunakan coklat untuk mengobati penyakit malaria sejak tahun lalu. Tapi semenjak tahun 2004, ketika keluarga saya mulai meminum kokoa dengan gula alami dan air panas, kami terhindar dari malaria,” tukasnya kepada Dailymail.co.uk, Rabu (24/3). Ia pun menyarankan kepada setiap dokter untuk memberikan mereka segelas coklat pada pasien dengan penyakit mata dan asma.
Di Inggris, ahli operasi mata dari Harley Street’s London Vision Clinic menyarankan pasien mereka untuk minum segelas coklat panas 30 menit sebelum operasi. “Pasien yang mengkonsumsi coklat sebelum operasi akan menghilangkan rasa gelisah, lebih fokus dan mudah diajak kerjasama ketimbang pasien yang lebih dahulu disuntikan obat penenang,” ujarnya.
“Sebagai contoh, dengan relaksasi, pasien lebih perhatian dan saya bisa menjalankan prosedur operasi tak kurang dari tiga menit. Sedangkan pasien dengan prosedur operasi yang sama tapi hanya mengandalkan obat penenang bisa memakan waktu yang lama,” ujarnya.
Professor Donatella Lippi, peneliti sejarah coklat dari University of Florence in Italy mengatakan, beberapa tahun belakangan, kandungan alam seperti flavonoids dianggap sebagai obat pencegah depresi. Coklat juga bisa dimanfaatkan untuk meyeimbangkan konsentrasi kimia pada otak seperti serotonin dan dopamine. Kedua zat kimia itu mempengaruhi mood, selera makan dan prilaku.
Faktanya, pengobatan dengan menggunakan medium coklat telah lama dilakukan. “Di Eropa, hubungan antara coklat dan pengobatan medis merupakan hasil perjalanan keliling dunia Columbus. Sebagai contoh, di tahun 1577, Francisco Hernandez menyatakan coklat digunakan warga setempat guna mengobati penyakit hati,” ungkapnya.
Pengobatan dengan coklat telah dipublikasikan Henry Stubbe tahun 1662. Henry merupakan dokter pribadi Charles II, Raja Inggris saat itu yang sedang bertugas di Jamaika. Kala itu, Henry menemukan tentara Inggris yang berada di Jamaika mengkonsumsi kokoa yang dipadukan dengan gula dan air putih.
Dalam catatannya Stubbe menuliskan coklat juga bisa digunakan sebagai ekspektoran, bahan alami pereda batuk, pelancar urin dan perangsang birahi. Coklat juga digunakan untuk mengobati permasalahan psikis.
Secara keseluruhan, coklat bila dikonsumsi secara baik dan benar memiliki manfaat bagi tubuh. Tidak sebatas persoalan fisik, coklat juga mampu menangani persoalan psikis. Jadi, sudahkah Anda mengonsumsi coklat hari ini?
Sumber :
http://www.adipedia.com/
0 komentar:
Posting Komentar